Monday, December 16, 2013
Sekretaris Prodi PSP Ikuti KNFC-ICFO Education and Trainning Program di Korea Selatan
Dalam kegiatan KNFC-ICFO
Education and Trainning Program, pihak IKPI meminta Undip untuk mengirimkan
perwakilan. Tujuan IKPI terkait pelibatan Undip dalam KNFC-ICFO Education and
Trainning Program diantaranya untuk membina hubungan kerjasama Undip-IKPI,
serta adanya pendampingan dari akademisi terhadap para pengurus koperasi yang
dikirim ke KNFC-ICFO Education and Trainning Program. Kegiatan terdiri dari
kegiatan dalam kelas dan kegiatan di luar kelas. Kegiatan di dalam kelas
merupakan kegiatan penyampaian materi, tanya-jawab dan diskusi.
Orientasi
program pelatihan yaitu penjelasan garis besar materi pelatihan yang terbagi
dalam 2 kelompok materi, yaitu: koperasi perikanan (mutual credit,
fisheries fund, mutual insurance, fish consignment, dan tax free oil) dan
pengelolaan sumberdaya perikanan (budidaya, penangkapan ikan, pengolahan
perikanan, manajemen sumberdaya perikanan dan ekonomi perikanan) serta kunjungan lapangan ke Bank Perikanan di Busan, College Fisheries Science Pukyong University, Pelabuhan Perikanan Busan, Lembaga Penelitian Budidaya Korea, serta unit pengolahan ikan Tradisional dan Modern di Busan.
Kerjasama
bisnis antara KNFC, IKPI dan PT. Perikanan Nusantara. KNFC, IKPI dan PT.
Perikanan Nusantara dapat bekerjasama dalam membuat Unit Pengolahan Ikan di
Indonesia, yang membeli ikan dari nelayan dan petani ikan, untuk selanjutnya
dijual ke Korea Selatan atau negara lain. Kerjasama ini dapat bersifat saling
menguntungkan. Nelayan dan pertani ikan di Indonesia diuntungkan karena ikannya
dibeli dengan harga yang tinggi, diberi bantuan teknis dan pendampingan.
Selanjutnya, program kerjasama ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan
nelayan dan petani ikan di Indonesia, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi
sektor perikanan. IKPI mendapatkan keuntungan yang dapat dipergunakan untuk
menambah dana pemberdayaan nelayan. PT. Perikanan Nusantara mendapatkan
keuntungan yang dapat menambah penerimaan negara, dimana PT. Perikanan
Nusantara berstatus BUMN. KNFC mendapatkan keuntungan, dimana komoditas ikan
yang diolah dapat dipasarkan ke Korea dengan harga relatif tinggi, sesuai harga
pasaran di Korea (agar tidak merusak pasar di Korea), dan keuntungannya dapat
untuk menambah dana pemberdayaan nelayan dan petani ikan di Korea
Wednesday, November 20, 2013
Dosen PSP Ikuti Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah
Pengelola jurnal Ilmu kelautan (Indonesian
Journal of marine Science) Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan Uniersitas
Diponegoro (Faculty of Fisheries and Marine Science, Diponegoro
University)/FPIK Undip, pada hari Senin tanggal 18 Nopember 2013 bertempat di
Aula Dekanat Gd. A Kampus Undip Tembalang semarang, menyelenggarakan lokakarya
“Penulisan Artikel Ilmiah Yang Bermutu” yang diikuti oleh para pengelola
Journal di Indonesia dan para dosen di lingkungan FPIK Undip
Materi lokakarya membahas tentang metoda dan cara penulisan
artikel ilmiah yang benara dan yang bermutu seperti metode penulisan artikel
hasil penelitian, artikel telaah pustaka. Disamping itu juga dibahas tentang
penulisan format teks yang mencakup Pendahuluan, Bahan
dan metode, Hasil dan Pembahasan, Kesimpulan, Ucapan Terima Kasih dan Daftar
Pustaka , nama organisasi dan lain-lain.
Diharapkan para peserta lokakarya setelah selesai mengikuti
lokakarya ini dapat menulis artikel dengan format yang betul antara lain
tentang penulisan (1) judul artikel; (2) Nama Penulis; (3) Alamt
institusi Penulis; (4) Abstrak; (5) Kata Kunci; (6) Abstract;
(7) Keywords; (8) Pendahuluan; 99) Materi dan Metode;
9100 hasil dan Pembahasan; (11) Kesimpulan ;(12)Ucapan Terima kasih dan (14)
Daftar pustaka (yok)
Friday, November 8, 2013
Dosen PSP Undip Selamatkan BUMN dari Kebangkrutan
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan memuji kinerja Direktur Utama Perum Perikanan Indonesia (Perindo), Agus Suherman. Bagaimana tidak, baru delapan bulan menjabat Agus sudah bisa membawa perseroan BUMN yang sempat dinyatakan sakit itu menjadi sangat sehat.
"Jadi saya bangga Perikanan Nusantara sudah mulai hidup, Pelabuhan Perindo dua perusahaan perikanan yang dulu mau mati semua sekarang sudah hidup dan labanya sudah naik pesat. Dulu Perindo hampir mati, tapi di bawah Pak Agus sudah membaik," ujar Dahlan usai mengelar pertemuan dengan beberapa Direksi BUMN di kawasan Kota Tua, Jakarta, Kamis (7/11).
Dalam rapat pimpinan (Rapim) itu, Dahlan juga sempat mengelilingi kawasan Perikanan Nusantara. Dia sangat kagum terhadap perkembangan Perindo.
"Tadi (Rapim-red) enggak banyak yang dibahas karena yang utama meninjau Pelabuhan Perindo yang delapan bulan terkhir kita revitalisasi," sebutnya.
Bekas Dirut PLN ini juga mengakui bukan hal mudah untuk menghidupkan Perindo. "Orang kayak Agus itu pasti banyak menghadapi tantangan dan tadi saya minta agar Perindo membenahi kesulitan-kesulitan yang terjadi," tutup pria asal Magetan ini.
Seperti diketahui Agus Suherman baru diangkat oleh Dahlan Iskan pada 18 Februari 2013 lalu menggantikan posisi Ali Supardan sebagai Direktur Utama Perum Perikanan Indonesia (Perindo). Selama di pimpin Agus, laba Perindo kini meningkat hingga 300 persen.
"Dulu waktu saya masuk itu usahanya memang sudah ada, walaupun kecil tapi sudah ada laba Rp 2,9 miliar untuk keuangan tahun 2012, untuk periode Oktober ini laba sudah Rp 10,8 miliar. Sudah naik di atas 300 persen," ujar Agus saat berbincang dengan wartawan di Kantornya, Muara Baru, Jakarta Utara (JPNN)
Sunday, October 20, 2013
Undip Gelar Seminar Nasional Hasil Hasil Perikanan
Seminar
Nasional Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan (MPHPI) berlangsung pada
tanggal 18-19 Oktober 2013 di Universitas Diponegoro Semarang. Kegiatan
tersebut bersamaan dengan pencangan bulan mutu dan keamanan hasil perikanan di
Gedung Prof Sudharto Undip Semarang, Jumat (18/10/2013). Pencanangan dilakukan Sekjen
KKP Prof.Sjarief Widjajabekerjasama dengan Rekor
Universitas Diponegoro Prof.Sudharto P Hadi dan Masyarakat Pengolah Hasil
Perikanan Indonesia.
Kegiatan diawali dengan seminar nasional dengan
materi utama adalah New Perspective in Fisheries
Product Development: Importance of Seaweeds As Biomass Resources yang
disampaikan oleh Prof. Kazuo Miyashita dari Faculty of Fisheries Sciences,
Hokkaido University, Hakodate, Japan. Pemaparan selanjutnya dari Dirjen
Perikanan Tangkap dengan materi peranan “perikanan tangkap dalam Blue economy”, dari Dirjen Pemasaran dan Pengolahan
Hasil Perikanan dengan materi “Implementasi Blue economy di dalam
industrialisasi pengolahan hasil Perikanan”. Hal yang menarik dari
pemaparan tersebut adalah bahwa sektor PERIKANAN sekarang termasuk dalam 11
sektor prioritas dari ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 yaitu sektor prioritas yang
ke-5. Hal ini memberikan nilai strategis untuk mengeksplorasi industri
pengolahan yang berkelanjutan sesui perinsip Blue economy.
Acara selanjutnya adalah pencanangan bulan mutu.
Sekjen KKP Prof. Syarif Widjaya menyampaikan bahwa persyaratan mutu terhadap
produk perikanan nasional menjadi prioritas KKP. Terutama peningkatan pemahaman stakeholders dan
masyarakat dalam memberikan jaminan mutu dan keamanan produk perikanan sesuai
dengan standar yang ditetapkan. Salah satunya melalui kampanye mutu dan
penyebaran informasi produk perikanan yang aman dan sehat konsumsi. Apalagi di
negara tujuan ekspor produk perikanan akan semakin ketat, karena konsumen semakin
selektif memilih produk. Peringatan bulan mutu diperingati juga oleh berbagai
negara di dunia yang mengampanyekan pentingnya standar bagi kehidupan,
bertepatan dengan Hari Standar Dunia (World Standard Day) yang jatuh pada 14 Oktober.
Pada hari ke-2 seminar, dilaksanakan presentasi
Presentasi berupa oral maupun poster di LP2MP Universitas Diponegoro oleh para
pemakalah. Para pemakalaha adalaha dosen dan peneliti yang berasal dari
berbagai perburuan tinggi dan balai penelitian seperti Universitas Brawijaya,
Universitas Hang Tuah, Universitas Hasanudin, Unversitas Mulawarman,
Universitas Pattimura, Universitas Airlangga, Unilam, Institut Pertanian Bogor,
Universitas Gajah Mada, Universitas Syah Kuala, Universitas Sriwijaya,
Universitas Negeri Gorontalo, Stitek Balik Diwa Makasar, Unika, BBP4KP, Sekolah
Tinggi Perikanan, BPPT, BBP2HP dan tuan rumah dari Universitas Diponegoro.
Dosen Jurusan Penyuluhan Perikanan yaitu Tatty Yuniarti, ST,M.Si, Ir. Iis
Jubaedah, M.Si, dan Ibu Ganjar Wiryati, S.STPi, M.Si ikut berpartisipasi
mempresentasikan hasil penelitiannya dengan judul “Profil Sensori Ikan Patin (Pangasius pangasius)
asap yang dimodifikasi”. Dengan mengikuti Seminar Nasional tersebut maka
Jurusan Penyuluhan Perikanan turut mendukung mensukseskan program KKP yaitu
pencanangan bulan mutu nasional, juga berperan dalam menyampaikan informasi
hasil penelitian dan bertukar informasi ilmu pengetahuan dan teknologi hasil
perikanan dengan berbagai perguruan tinggi lainnya yang pada akhirnya akan
bermanfaat untuk meningkat dan mengembangkan sumber daya manusia kelautan dan
perikanan.
Saturday, October 12, 2013
Kuliah Umum Pengelolaaan Penangkapan Ikan
Fpik.undip.ac.id Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan Unieversitas
Diponegoro (Faculty of Fisheries and Marine Science, Diponegoro
University)/FPIK Undip, pada hari Jumat, tanggal 11 Oktober 2013, bertempat di
Aula Dekanat FPIK Undip, menyelenggarakan kuliah Umum Strategic
& Fisheries Management Planning IMACS (Indonesia Marine & Climate
Support) dengan judul
“Dampak bioekonolmi dari ariabilitas/perubahan iklim dan intensitas
penangkapan ikan pelagis kecil di Indonesia, yang disampaikan oleh Ir.
Purwanto, Ms.,Ph.D, mantan Kepala Pusat Penelitian dan Pengelolaan Perikanan
dan Koserasi Sumberdaya Ikan (P4KSI), Balitang KP Kementerian Kelautan dan
Perikanan Republik Indonesia
Menyimak kuliah umum dari mantan Kepala (P4KSI), Balitbang KP
Kementerian Kelautan dan Perikanan RI ini sangat menarik. Topik yang
disampaikan layaknya sebuah kapita selekta dari mata kuliah-mata kuliah baik
yang ada di Jurusan Perikanan maupun Ilmu Kelautan FPIK Undip. Seperti mata
kuliah Oseanografi, Biologi Laut, Biologi Perikanan, Dinamika Populasi Ikan dan
Meteorologi dan Klimatologi dibahas secara terintegrasi melalui contoh-contoh
kasus terutama kasus fluktuasi kelimpahan stok ikan Lemuru (Sardinella
lemuru) di Perairan Selat Bali.
Menurutnya kelimpahan stok ikan selain
dipengaruhi oleh pertumbuhan individu ikan dan rekrutmen anakan ikan juga
ditentukan oleh kondisi lingkungan. Hal ini ditunjukkan oleh hasil kajiannya
tentang fluktuasi tahunan produksi perikanan lemuru di Selat Bali. Kenaikan
produksi ikan melebihi normal selalu didahului oleh menurunnya produksi
perikanan pada tahun-tahun sebelumnya. Penurunan produksi perikanan pada 1996
menimbulkan peningkatan produksi di tahun 1997-1998 selanjutnya penurunan
produksi yang tajam sepanjang 1999-2001 mengakibatkan peningkatan produksi ikan
yang signifikan sepanjang tahun 2002 hingga 2004.
Mengapa demikian? Dengan gaya penyampaian
yang ringan Doktor lulusan James Cook University, Australia itu mengungkapkan
bahwa dinamika perairan yaitu upwelling sebagai pemicu
kesuburan perairan akan mengakibatkan peningkatan kelimpahan ikan. Fluktuasi
tahunan produksi perikanan Lemuru tersebut tampaknya berkorelasi dengan
variabilitas upwelling yang dipengaruhi gejala El-Nino dan La-Nina. Upwelling selalu
terbentuk pada waktu El-Nino yang panjang dan melemah pada periode La-Nina.
Penurunan produksi perikanan Lemuru terjadi saat La-Nina mendominasi di tahun
1996 dan 1999-2001 sebaliknya peningkatan produksi perikanan terjadi pada waktu
El-Nino 2002-2004. Di akhir kuliahnya, Pak Purwanto menekankan pentingnya studi
dinamika perairan dalam hubungannya dengan fluktuasi produksi perikanan karena akan
mempengaruhi perekonomian nasional (Munasik)
Monday, September 30, 2013
Seminar Nasional Penelitian dan Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (SEMNAS SOSEK KP) 2013
Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
bekerjasama dengan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponeogoro
(Faculty of Fisheries and Marine Science, Diponegoro Uiniversity)/
FPIK Undip pada tanggal 29 September 2013 bertempat di kampus FPIK Undip
menyelenggarakan Seminar Nasional Penelitian dan Kebijakan Sosial
Ekonomi Kelautan dan Perikanan (SEMNAS SOSEK KP) 2013 dengan tema
“Memperkuat Implementasi Hasil Penelitian Sosial Ekonomi dalam Mendukung
Percepatan Industrialisasi di sektor Kelautan dan Perikanan Berbasis Blue
Economy”
Tujuan diselenggarakannya seminar ini :1)mMenghimpun
dukungan ilmiah berupa data dan informasi hasil penelitian sosial ekonomi
kelautan dan perikanan dalam mendukung percepatan pembangunan kelautan dan
perikana dan 2) Merumuskan rekomendasi untuk bahan pembuatan kebijakan strategi
menghadapi tantangan kontemporer pembangunan kelautan dan perikanan.
Sedangkan materi seminar ditekankan pada lima pokok bahasan
: 1)Industrialisasi kelautan dan Perikanan, 2) Pengelolaan
Sumberdaya Kelautan dan Perikanan, 3) Dampak Perubahan iklim, 4)Pemasaran dan
Perdagangan Produk kelautan dan Perikanan dan 5) Ketahnan dan
Keamanan Pengan.
Peserta seminar terdiri darai para ilmluwan, peneliti,
akademisi, praktisi, anggota legislatie, eksekutif, professional, pelaku usaha,
tokoh masyarakat, penggiat lembaga swadaya masyarakat serta pihak-pihak lain
yang memiliki minat dan potensi untuk memberikan sumbang saran bagi dimensi
sosial ekonomi kelautan dan Perikanan.
Seminar ini diharapkan dapat menghasilkan data sebagai bahan
merumuskan rekomendasi konsep pembangunan Kelautan dan Perikanan dan
terciptanya kemitraan antara pelaku utama perikanan, peneliti dan
pemangkukepentingan
Wednesday, February 20, 2013
Dosen PSP sebagai Dirut BUMN Termuda
Beberapa pekan lalu, saya bersama teman-teman bercengkerama sebentar di kedai kopi. Tanpa diduga di tempat itu kami bersua salah satu senior organisasi kemahasiswaan yang dulunya sangat dikagumi dan menjadi panutan bagi para yuniornya. Dia adalah pribadi yang supel, riang, penuh semangat sekaligus pekerja keras. Dia berprestasi sebagai mahasiswa sekaligus aktif dan kreatif dalam membangun organisasi kemahasiswaan. Dia adalah Agus Suherman, pria kelahiran Tulangbawang, Lampung, 3 Agustus 1976.
Saya tak kaget ketika mendengar dia meraih gelar doktor di bidang Teknologi Kelautan dari IPB, Bogor (2007). Dengan kemampuan intelegensia yang mumpuni dan kesungguhannya menjalani setiap peran dan tugas, dia sangat layak meraih gelar tersebut di usia muda. Pilihannya untuk kembali ke almamater, Universitas Diponegoro, dan berkarir sebagai akademisi pun layak diapresiasi. Ketekunan dan kepakaran dalam spesialisasi ilmu yang didalami kemudian mengantar Agus menjadi Kepala Laboratorium Pengembangan Wilayah Pantai Undip (2008-2010).
Kesuksesannya dalam karir akademis sebenarnya belum secemerlang potensi yang dimilikinya. Ada potensi lain pada diri Agus yang sebenarnya membutuhkan ruang implementasi lebih luas. Potensi tersebut layaknya intan yang tertimbun lumpur jika ruang geraknya hanya berbatas dinding-dinding ruang kampus. Bakat dan skill kepemimpinan yang telah terbentuk dalam dirinya dan dilihat para rekan maupun yuniornya, itulah potensi besar Agus yang pantas mendapat apresiasi lebih besar.
Potensi leadership yang disertai pemahaman keilmuan Agus ternyata ditangkap oleh Mustafa Abubakar, Menteri BUMN saat itu. Mustafa menarik Agus untuk membantunya dalam membenahi kementerian maupun dalam menjabarkan berbagai program khusus yang dirancang. Kepercayaan semakin besar diperoleh Agus di masa kepemimpinan Dahlan Iskan. Salah satu jabatan yang diemban Agus adalah Kepala Bagian Program Pembinaan dan Bina Lingkungan Kementerian BUMN. Dari posisi tersebut, dia tercatat sukses dalam program pemberdayaan warga pesisir dan perkampungan nelayan, termasuk di Kepulauan Seribu beberapa tahun silam. Itulah kabar terakhir yang saya dengar tentang kiprah sang senior, hingga pertemuan tak terduga di kedai kopi itu.
Saya kaget sekaligus gembira ketika mendengar dia telah mendapat ruang pengembangan potensi diri yang lebih besar. Posisinya saat ini adalah Direktur Utama Perum Perikanan Indonesia (Perindo), BUMN di bidang perikanan. Perindo bukan salah satu BUMN mentereng sebagaimana Pertamina, Telkom, Jamsostek, Antam, dll. Perindo sebelumnya juga memiliki kinerja yang jauh dari cemerlang, minim prestasi dan sorotan masyarakat. Tak heran bila pergantian pucuk pimpinan di Perindo pun tidak menjadi perhatian penting publik.
Pertemuan tersebut kami manfaatkan untuk bertukar cerita, termasuk suka-duka dan sepak terjang Agus di posisi barunya. Agus menuturkan, pada periode 2012 hingga awal 2013 kondisi Perindo tengah dalam tekanan krisis. Perindo laiknya perahu nelayan yang tengah terpaan badai. Sinyal negatif tersebut ditangkap oleh Dahlan Iskan. Perlu seseorang dengan kemampuan manajerial yang bagus, risk-taker sekaligus visioner untuk menormalkan kinerja Perindo. Pilihan Dahlan untuk menghadirkan penyelamat BUMN yang berkantor pusat di Muara Baru, Jakarta Utara itu jatuh pada Agus. Dia kemudian dilantik menjadi Dirut Perindo pada 18 Februari 2013.
“Langkah pertama yang saya lakukan adalah mencoba mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi perusahaan dan mendefinisikan akar permasalahan dari tiap masalah,” ungkap Agus. Problem yang dihadapi ternyata sangat banyak. Sejumlah aset perusahaan yang telah tergadaikan dan beralih ke pihak swasta adalah salah satu solusi instan yang diambil manajemen sebelum dan menyebabkan kondisi perusahaan kolaps. Alat-alat produksi pendukung operasional perusahaan tak pernah direvitalisasi juga menjadi salah satu problem yang harus diselesaikan. Belum lagi dari sisi SDM, spirit kerja minimal yang sulit mendongkrak kinerja perusahaan.
Agus membuktikan bahwa pilihan Dahlan tepat. Dia hadir sebagai penyelamat BUMN perikanan tersebut sekaligus menghadirkan perubahan pada etos kerja manajemen perusahaan. Dalam delapan bulan bertugas, perubahan besar telah terasa. Proyeksi keuntungan sebesar Rp 2 miliar pada 2013 telah terlampaui ratusan persen pada Oktober tahun yang sama. Saat itu keuntungan perusahaan yang awalnya bernama Perum Prasarana Perikanan Samudra (PPS) telah mencapai Rp 10 miliar. Peningkatan laba bersih yang terjadi pada tahun tersebut mencapai 500 persen. Yang terpenting, dia kembali bisa membangun asa para pegawai dan mengarahkan mereka untuk membangun kultur kerja baru.
Di akhir pertemuan, pria bersahaja yang masih aktif membangun komunikasi dengan para yunior ini kemudian mengajak saya untuk berkunjung ke kantornya. Bagaimana efek pembaharuan yang dihadirkan serta sepak terjangnya di Perindo akan dikisahkan dalam artikel selanjutnya. (Suara Perubahan)